BENGKULU— Setelah sempat dibantah oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bahwa tidak ada gunung api di
bawah laut Bengkulu, kali ini Gubernur Junaidi Hamsyah kembali menegaskan bahwa gunung tersebut ada berdasarkan hasil penelitian ilmuwan Perancis.
"Gunung berapi tersebut saat ini masih aktif dan menjadi ancaman
bencana alam yang sangat dahsyat bagi masyarakat Bengkulu. Serba salah
kalau diumumkan kepada masyarakat menjadi resah dan tidak diumumkan
ditakutkan benar-benar meletus, nantinya jadi repot juga," kata Gubernur
Bengkulu Junaidi Hamsyah.
Gubernur saat itu menghadiri diskusi pada
Pertemuan Koordinasi Kerja Sama Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan
Usaid Project Concern International dan Kaba Hill Center tentang climate
adaptation dan disaster resiliense/cadre di Gedung Serba Guna Pemprov
Bengkulu, Rabu (11/9/2013).
Hal senada juga disampaikan Asisten II
Pemprov Bengkulu Ir M Nasyah, MT yang mengatakan, posisi gunung berapi
di bawah laut Bengkulu letaknya berada di antara Pulau Enggano dan Pulau
Mega, yang merupakan salah satu gunung bawah laut terbesar dan
tertinggi di dunia.
"Itu kan sudah ada penelitian dari Perancis dan
memang benar ada gunung berapi bawah laut, hanya saja posisi
keaktifannya rendah atau tinggi belum diketahui. Untuk itulah, kita
minta datanya kepada peneliti Perancis tersebut sebab ada potensi bencana yang sangat besar," jelasnya.
Ia juga meminta agar tim ahli gunung api geologi dari Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) membantu Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk
melakukan penelitian langsung ke Pulau Enggano.
Masih menurut M
Nasyah, dua tahun lalu, tim yang terdiri dari gabungan para pakar
geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api
raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut
berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter yang berada di 330 km arah
barat Kota Bengkulu.(kompas/11/9/13)
Minggu, 15 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar